Pendidikan moral moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) sangat memiliki peran yang penting dalam pembentukan karakter bangsa. Dalam hal yang sama pendidikan tersebut mampu mengatasi berbagai masalah atau krisis moral yang terjadi.
Krisis moral saat ini dapat dirasakan dalamkehidupan sehari-hari dengan semakin seringnya terjadi pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.
Masalah atau krisis moral yang terjadi pada pelajar tersebut semakin menguatkan persepsi terhadap dunia pendidikan yang selama ini memberikan bekal serta ilmu wawasan tidak dapat mempengaruhi para pelajar dalam bertindak secara baik. Dengan kata lain apa yang terjadi saat ini merupakan suatu cerminan hasil dari dunia pendidikan tersebut.
Pendidikan agama yang selama ini diberikan kepada peserta didik di bangku sekolah atau kuliah tidak membawa dampak yang baik bagi peserta didik tersebut. Lantas hal ini menimbulkan pertanyaan yang besar, sebenarnya yang salah pemberi pendidikan atau yang telah melaksanakan pendidikan?
Hal tersebut tidak dapat dijawab dengan hanya memandang dari satu sudut saja, akan tetapi perlu diingat bahwa seseorang mendapat pelajaran tidak hanya pada saat menerima mata pelajaran tersebut, akan tetapi seseorang mendapat pelajaran saat dia berperilaku dimana pun dia berada.
Pendidikan karakter yangs selama ini sudah menjadi slaah satu perhatian negara kita sudah seharusnya dilaksanakan dengan upaya yang semaksial mungkin agar setiap generasi muda yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik di atas rata-rata dibandingkan dengan bangsa lain.
Tujuan dari pendidikan karakter sendiri ialah mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini juga digambarkan sebagai perilaku moral.
Proses yang dilakukan untuk upaya pedidikan karakter sendiri, sejauh ini sudah melahirkan sebuah keyakinan bahwa anak akan tumbuh dengan baik jika dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Istilah terpadu dalam pembelajaran berarti pembelajaran menekankan pengalaman belajar dalam konteks yang bermakna.
Pada prinsipnya semua mata pelajaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan semua karakter peserta didik, namun agar tidak terjadi tumpang-tindih dan terabaikannya salah satu karakter yang akan dikembangkan, perlu dilakukan pemetaan berdasarkan kedekatan materi dengan karakter yang akan dikembangkan.
Keterampilan berpikir kritis, dengan ciri-ciri mencari kejelasan pernyataan atau pertanyaan, mencari alasan, mencoba memperoleh informasi yang benar, menggunakan sumber yang dapat dipercaya, mempertimbangkan keseluruhan situasi, mencari alternatif, bersikap terbuka.
Hal diatas merupakan salah satu ciri dari pendidikan karakter yang nantinya dijadikan suatu pedoman, apa yang dihasilakan dari upaya pendidikan karakter dapat menjadi suatu kualitas tersendiri bagi generasi muda penerus bangsa.
Pengevaluasian perilaku moral dapat dilakukan dengan observasi dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus menerus. Pengamat atau pengobservasi harus orang yang sudah mengenal orang-orang yang diobservasi agar penafsirannya terhadap perilaku yang muncul tidak salah.
Tag :
PENDIDIKAN
0 Komentar untuk "Implementasi Pendidikan Karakter"